Selasa, 16 September 2014

Perkembangan Teknik Sipil Di Dunia

Teknik Sipil ( Civil Engineering) adalah Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, renovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia, makanya ilmu ini disebut dengan Sipil/Civil.
Teknik sipil termasuk profesi yang sudah berkembang sejak lama, diperkirakan sudah berkembang di Mesir kuno dan Mesopotamia antara 4000 sd 2000 SM. Adalah Pyramid Raja Djoser yang diketahui terdapat di kompleks Saqqara, diakui sebagai pyramid tertua di dunia (berusia lebih dar 4000 tahun,atau sekitar tahun 2600 SM), dibangun seorang engineer bernama Imhotep. Yang masih megah berdiri hingga kini. 
Awalnya Profesi Engineer ini dimiliki oleh militer (bagiang dari jabatan militer) untuk membangun pertahanan, benteng, pos pos militer, jalan, jembatan dan bangunan pendukung perang lainnya. Seusai perang para engineer ini dibutuhkan untuk membangun ulang kota yang sudah hancur, menata kota lebih teratur sesusai kebutuhan. Namun akhirnya profesi ini terpisah dari militer. Civil Engineering. Ilmu yang melingkupi Civil engineering ini termasuk matematika, kimia, geologi, lingkungan hingga komputer. Semuanya memiliki fungsi penting dalam Civil engineering.
Istilah Civil Engineer sendiri dikenalkan oleh John Smeaton seorang kebangsaan inggris yang telah banyak berkarya membangun bebagai macam struktur sperti “Eddystone Lighthouse” yang dibangun tahun 1756.
Teknik Sipil terbagi beberapa cabang yaitu Struktur, Geoteknik, Manajemen Rekayasa Konstruksi, Hidrologi, Teknik Lingkungan,dan Transportasi.
Profesi Seorang civil engineer ini mencakup perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, konsep finansial dari proyek, manajemen projek dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan ilmu teknik sipil.
Perkembangan teknologi menuntut profesi Civil Engineering tidak hanya berurusan dengan proyek bangunan, tetapi diharuskan memahami bidang lainnya seperti halnya informatika; Komputasi, yang memungkinkan untuk memudahkan kelancaran suatu proyek dalam Analisis dan Design, dan Arsitektur. Sebutlah misalnya pemodelan bangunan dengan AutoCAD, Manajemen proyek dengan Primavera atau MS Project, Analisis struktur akibat beban gempa, Beban Angin, Beban bergerak dan lainnya, smua itu dapat dimodelisasi dengan bantuan Komputer. Hal ini tentu akan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan struktur. Hasilnya tahun 1960 sd 70-an, Proyek komputasi pertama kali digunakan untuk mendesign Sydney Opera House.
Sulit dibayangkan bagaimana Bangunan – sperti Burj Dubai, Petronas, Taipei 101 – dapat dimengerti dan dibangun tanpa Analisis komputer.
Teknik sipil merupakan bidang keahlian yang sudah cukup tua dan telah berkontribusi banyak terhadap perkembangan dunia. Pada dasarnya bidang teknik sipil membantu membentuk kehidupan moderen yang kita nikmati sekarang ini. Bidang teknik sipil membangun, menjalankan, merawat dan memperbaiki atau memperbaharui fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan oleh kehidupan modern seperti gedung, jalan, jalan layang, jalan kereta api, jembatan, bendungan untuk pembangkit listrik dan juga pengairan, pelabuhan laut dan udara, bangunan kilang minyak, bangunan anjungan lepas pantai, dan lain-lain. Sejalan dengan perkembangannya yang telah cukup lama, bidang teknik sipil telah mengalami perkembangan yang cukup berarti, dari jaman dimana infrastruktur sipil dibangun dengan hanya mengandalkan pengalaman dan coba-coba sampai dengan yang direncanakan dengan bantuan komputer. Selain itu, banyak teori, penemuan, inovasi dan juga kegagalan yang telah dialami selama perkembangannya.
Bidang Keahliah Teknik Sipil
Bidang teknik sipil itu cakupannya sangat luas. Seperti disinggung sebelumnya, karakteristik dari fasilitas yang dihasilkan bisa sangat berbeda satu dengan yang lain dan tentunya juga memerlukan ahli yang berbeda kepakarannya. Sebagai contoh ahli yang merencanakan gedung pencakar langit tentunya memerlukan ilmu yang berbeda jika dibandingkan dengan ahli yang akan merencanakan saluran irigasi. Oleh karena itu, keahliah bidang teknik sipil biasanya dibagi-bagi lagi menjadi beberapa sub bidang keahlian. Pada umumnya teknik sipil ini dibagi-bagi menjadi beberapa sub bidang keahlian diantaranya:
  • Bidang keahlian struktur
  • Bidang keahlian transportasi
  • Bidang keahlian geoteknik
  • Bidang keahlian manajemen rekayasa konstruksi
  • Bidang keahlian sumber daya air
Insinyur memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kehidupan umat manusia di seluruh dunia.
Bumi yang menjadi tempat di mana populasi manusia (yang saat ini jumlahnya lebih dari enam miliar), semakin tahun semakin bertambah. Seiring dari perkembangan zaman bumi ini semakin hari semakin berpolusi. Ada pendapat yang berkembang bahwa manusialah yang mengubah bumi? sistem alam dari berbagai skala, dari lokal ke global dan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya, perubahan yang hanya bisa dibandingkan dengan peristiwa yang menandai transisi besar di era geobiological Bumi. Pertanyaannya sekarang muncul apakah mungkin untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia yang tumbuh secara eksponensial, sambil menjaga daya dukung ekosistem dan keanekaragaman hayati dan budaya. Sebuah pertanyaan yang terkait adalah apa yang harus dilakukan sekarang dan dalam waktu dekat untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar untuk air, sanitasi, gizi, kesehatan, keselamatan, dan pekerjaan yang harus terpenuhi untuk semua manusia. Komitmen ini didefinisikan sebagai "Millennium Development Goals" oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 18 September 2000 (United Nations Development Programme, 2003).
Dalam dua dekade berikutnya, diperkirakan hampir dua miliar orang tinggal di Bumi. Pertumbuhan ini akan menciptakan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk energi, makanan, tanah, air, transportasi, bahan, pembuangan limbah, pengolahan tanah, perawatan kesehatan, pembersihan lingkungan, telekomunikasi, dan infrastruktur. Peran insinyur akan menjadi penting dalam memenuhi tuntutan-tuntutan pada berbagai skala, mulai dari masyarakat kecil yang terpencil ke daerah-daerah perkotaan besar (kota besar), terutama di negara berkembang (PBB, 1998). Jika insinyur tidak siap untuk memenuhi tuntutan tersebut, siapa lagi? George Bugliarello (1999) menyatakan, munculnya daerah perkotaan besar kemungkinan akan mempengaruhi kemakmuran masa depan dan stabilitas seluruh dunia. Diperkirakan bahwa 835.000.000-2 miliar orang tinggal di kota-kota kumuh, angka kemiskinan sekitar 25 persen (PBB, 2001).
Mengingat masalah yang sedang dihadapi di planet kita ini dan masalah-masalah yang akan muncul pada pertengahan abad kedua puluh satu, teknik sipil harus mempunyai pola pikir yang mengadopsi pernyataan misi baru untuk sebuah pembangunan dan untuk berkontribusi pada pembangunan yang lebih berkelanjutan, stabil, dan dunia. Maurice Strong, Sekretaris Jenderal 1992 Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan, mengatakan, "Pembangunan berkelanjutan akan mustahil tanpa masukan penuh oleh teknik sipil." Untuk itu terjadi, insinyur harus mengambil sikap yang sama sekali berbeda terhadap sistem alam dan budaya dan harus mempertimbangkan kembali interaksi antara disiplin ilmu teknik dan bidang non-teknis.
Selama 150 tahun terakhir, praktek rekayasa telah didasarkan pada paradigma pengendalian alam dan bekerja sama dengan alam. Manusia dan alam hidup secara berdampingan, manusia mengadopsi sikap manipulatif oposisi terhadap alam. Meskipun pandangan itu adalah reduksionistik ini sistem alam, akan tetapi pendekatan ini menghasilkan prestasi teknik sipil yang luar biasa selama abad kesembilan belas dan kedua puluh khususnya. Misalnya, teknik sipil dan lingkungan telah memainkan peran penting dalam memperbaiki kondisi manusia di Bumi dengan meningkatkan sanitasi, pengembangan sumber daya air, dan mengembangkan sistem transportasi. Ironisnya, keberhasilan ini telah memberikan kontribusi terhadap masalah saat ini dengan memungkinkan pertumbuhan penduduk. Sebagian besar prestasi teknik sipil di masa lalu dikembangkan tanpa mempertimbangkan sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan terhadap sistem alam. Tidak banyak perhatian yang diberikan untuk meminimalkan risiko dan skala gangguan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan dalam sistem alam yang terkait dengan sistem rekayasa.
Ketika kita memasuki abad kedua puluh satu, kita harus memulai transisi di seluruh dunia untuk pendekatan yang lebih holistik untuk teknik sipil. Hal ini akan membutuhkan: 
(1) perubahan paradigma besar dari kontrol alam untuk partisipasi dengan alam
(2) kesadaran akan ekosistem, jasa ekosistem, pelestarian dan pemulihan alam
(3) pola pikir baru tentang peningkatan alam dan manusia yang menganut prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya yang terbarukan, teknologi, dan kapitalisme alami, biomimikri, biosoma, dan sistem pemikiran.
Selain itu, Mahasiswa teknik sedang dipersiapkan untuk memasuki "dunia nyata." Lulusan saat ini akan dipanggil untuk membuat keputusan dalam lingkungan-sosial-geo politik yang cukup berbeda dari hari ini. Mahasiswa teknik sipil dapat diharapkan untuk melihat peningkatan populasi dunia antara 6-9 atau 10 miliar orang, besarnya fenomena pemanasan global, dan kerugian besar dalam keanekaragaman hayati dan budaya di Bumi ini. Apakah perguruan tinggi dan universitas dapat melakukan cukup proaktif untuk mengajar siswanya, apa yang perlu mereka ketahui untuk beroperasi di lingkungan di masa depan. Jelas, insinyur harus melengkapi kemampuan teknis dan analisis mereka dengan pemahaman yang luas dari apa yang disebut masalah "lunak" yang nonteknis. Pengalaman yang menunjukkan bahwa aspek-aspek sosial, lingkungan, ekonomi, budaya, dan etika dari sebuah proyek lebih penting daripada aspek teknis.
Sebuah pernyataan yang sama pentingnya adalah pendidikan insinyur tertarik dalam menangani masalah khusus untuk masyarakat berkembang. Ini termasuk penyediaan air dan pemurnian, sanitasi, produksi listrik, tempat tinggal, perencanaan lokasi, infrastruktur, produksi dan distribusi pangan, dan komunikasi, di antara banyak lainnya. Masalah seperti ini biasanya tidak dibahas dalam kurikulum teknik di Amerika Serikat, namun. Dengan demikian, teknisi di AS  tidak dididik untuk memenuhi kebutuhan orang yang paling miskin di planet kita, banyak dari mereka tinggal di negara-negara industri. Hal ini sangat disayangkan, karena 20 persen dari populasi dunia tidak memiliki air bersih, 40 persen tidak memiliki sanitasi yang memadai, dan 20 persen tidak memiliki perumahan yang layak.
Selanjutnya, teknik sipil sangat penting untuk mengatasi masalah-masalah yang kompleks terkait dengan pengungsi-pengungsi, dan gerakan radikal dalam skala besar di seluruh dunia, seperti akibat konflik politik, kelaparan, kekurangan lahan, dan bencana alam. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1,8 miliar orang (30 persen di dunia) saat ini tinggal di daerah konflik, dalam masa transisi, atau dalam situasi ketidakstabilan permanen.



uts-sumbawa.ac.id
ft.uts-sumbawa.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar